Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perkembangan dan
kemajuan peradaban manusia tidak lepas dari peran ilmu.Bahkan perubahan pola
manusia dari waktu ke waktu berjalan seiring dengan sejarah kemajuan dan
perkembangan ilmu.Mulai dari zaman klasik, zaman pertengahan, zaman modern dan
zaman kontemporer.Satu hal yang sulit disepakati, bahwa semua sisi kehidupan
monusia modern telah di sentuh oleh berbagai efek perkembangan ilmu dan
teknologi.
Selain itu paper ini memaparkan tentang
cabang-cabang dalam filsafat yaitu, yang pertama di sebut landasan ontology; Ontologi
berasal dari bahasa yunani yang berarti Ontos= Ada, Logos= Ilmu, jadi ontology
adalah tentang ilmu yang ada. Pengertian Ontologi adalah penjelasan tentang
keberadaan atau eksistensi yang mempermasalahkan akar-akar ( akar yang paling
mendasar tentang apa yang disebut dengan ilmu pengetahuan itu ).Jadi ontology
merupakan teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu yang ada.Kedua
landasan epistemology; Epistemology disebut teori pengetahuan (theory of knowledge).
Istilah epistemology berasal dari bahasa yunani yang berarti Episteme =
Pengetahuan, Logos = Teori. Sehingga epistemology dapat di definisikan sebagai
cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan
syahnya (validitas) pengetahuan. Ke tiga landasan ontology; Pengertian
aksiologi berasal dari bahasa yunani yang berarti Axios = Nilai, Logos = Teori.
Jadi aksiologi adalah “ Teori tentang nilai”.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dan penjelasan Ontology?
2. Apa
pengertian dan penjelasan epistemology?
3. Apa
pengertian dan penjelasan aksiology
1.3
Tujuan
Penulis
1. Untuk
memahami pengertian ontology?
2. Untuk
memahami pengertian epistemology?
3. Untuk
memahami pengertian aksiology?
1.4
Metode
penulisan
Dalam paper ini kami menggunakan metode
studi pustaka dengan mengambil bahan dari beberapa buku yang ada kaitannya
dengan tema yang kami bahas serta dengan mengambil informasi/data dari beberapa
jurnal ilmiah yang kami temukan di beberapa website di internet.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Apa pengertian dan penjelasan ontology
Ontologi
berasal dari bahasa yunani yang berarti Ontos= Ada, Logos= Ilmu, jadi ontology
adalah tentang ilmu yang ada. Pengertian Ontologi adalah penjelasan tentang
keberadaan atau eksistensi yang mempermasalahkan akar-akar ( akar yang paling
mendasar tentang apa yang disebut dengan ilmu pengetahuan itu ).Jadi ontology
merupakan teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu yang ada.Dari dari aliran ini muncul empat macam
aliran filsafat, yaitu :
a.
Aliran
Materialisme
Aliran
ini menolak yang tidak kelihatan.Aliran ini menganggap bahwa sumber yang berasal
itu adalah materi, bukan rohani.Aliran ini sering juga disebut dengan
naturalisme.Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya
fakta.Yang ada hanyalah materi, yang lainnya jiwa atau roh tidaklah merupakan
suatu kenyataan yang berdiri sendiri. Jiwa dan roh merupakan akibat saja dari
proses gerakkan kebenaran dengan salah satu cara tertentu. Alasan mengapa
aliran ini berkembang sehingga memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakikat
adalah:
§ Pikiran yang masih
sederhana, apa yang kelihatan yang dapat diraba, biasanya dijadikan kebenaran
terakhir.
§ Pikiran sederhana tidak
mampu memikirkan sesuatu di luar ruang yang abstrak.
§ Penemuan-penemuan
menunjukan betapa bergantungnya jiwa pada badan.
Oleh sebab itu, peristiwa jiwa selalu dilihat sebagai peristiwa
jasmani.Jasmani lebih menonjol dalam peristiwa ini.Dalam sejarahnya manusia
memang bergantung pada benda seperti pada padi. Dewi Sri dan Tuhan muncul dari
situ. Kesemuanya itu memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakekat adalah
benda.
b.
Aliran Idealisme
Teori ini mengajarkan
bahwa ada yang sesungguhnya berada di dunia ide, Aliran idealisme dinamakan
juga spiritualisme.Idealisme diambil dari kata “Idea”, yaitu sesuatu yang hadir
dalam jiwa.Alasan aliran ini yang menyatakan bahwa hakikat benda adalah rohani,
spirit atau sebangsanya adalah:
§ Nilai ruh lebih tinggi
daripada badan, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupoan manusia. Ruh
itu dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya. Sehingga materi hanyalah badannya
bayangan atau penjelmaan.
§ Manusia lebih dapat
memahami dirinya daripada dunia luar dirinya.
§ Materi ialah kumpulan
energi yang menempati ruang. Benda tidak ada, yang ada energi itu saja.
Dalam perkembangannya, aliran ini ditemui pada ajaran plato
(428-348 SM) dengan teori idenya. Menurutnya, tiap-tiap yang ada di alam mesti
ada idenya, yaitu konsep universal dari tiap sesuatu.Alam nyata yang menempati
ruangan ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam ide itu.Jadi idealah yang
menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar wujud sesuatu.
c.
Aliran Dualisme
Dualisme
mengajarkan bahwa substansi individual dari dua tipe fundamental yang berbeda.Dualisme
adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang saling bertentangan,
yaitu materialisme dan idealisme.Menurut aliran dualisme materi maupun ruh
sama-sama merupakan hakikat.Materi muncul bukan karena adanya ruh, begitu pun
ruh muncul bukan karena materi.Tetapi dalam perkembangan selanjutnya aliran ini
masih memiliki masalah dalam menghubungkan dan menyelaraskan kedua aliran
tersebut di atas. Sebuah analogi dapat kita ambil misalnya tentang jika jiwa
sedang sehat, maka badan pun akan sehat kelihatannya. Sebaliknya jika jiwa
seseorang sedang penuh dengan duka dan kesedihan biasanya badanpun ikut sedih,
terlihat dari murungnya wajah orang tersebut.Aliran dualisme berpendapat bahwa
benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat
materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad dan spirit.Sama-sama
hakikat.Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri,
sama-sama azali dan abadi.Hubungan keduanya menciptakan kehidupan dalam alam
ini. Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini dalam
diri manusia. Tokoh paham ini adalah Descrates (1596-1650 M) yang dianggap
sebagai bapak filsafat modern.Ia menamakan kedua hakikat itu dengan istilah
dunia kesadaran (ruhani) dan dunia ruang (kebendaan).
2.2 Apa pengertian dan
penjelasan epistemology
Epistemology disebut
teori pengetahuan (theory of knowledge). Istilah epistemology berasal dari
bahasa yunani yang berarti Episteme = Pengetahuan, Logos = Teori. Sehingga
epistemology dapat di definisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal
mula atau sumber, struktur, metode dan syahnya (validitas) pengetahuan.
Sedangkan dalam metafisika, pertanyaan pokoknya adalah “apakah ada itu?”,
sedangkan dalam epistemology pertanyaan pokoknya adalah ‘apa yang dapat saya
ketahui?”.
Persoalan-persoalan dalam epistemologi adalah:
(1) Bagaimanakah manusia dapat mengetahui sesuatu?
(2) Dari mana pengtahuan itu dapat diperoleh?
(3) Bagaimanakah validitas pengetahuan itu dapat dinilai?
Ø Ada 5 metode dalam teori pengetahuan (epistemology), di antaranya
adalah:
1.
Metode Induktif
Suatu metode berfikir
dimana suatu kesimpulan di tarik dari suatu prinsip khusus kemudian di terapkan
kepada suatu yang bersifat khusus.
Contoh :
1.
Amir adalah manusia (prinsip khusus)
2.
Ia ( Si Amir ) akan mati (peristiwa yang bersifat umum)
3.
Seluruh manusia akan mati (kesimpulan)
2.
Metode Deduktif
Suatu metode berfikir
dimana suatu kesimpulan di tarik dari prinsip-prinsip umum kemudian di terapkan
kepada sesuatu yang bersifat khusus.
Contoh :
1.
Semua manusia adalah fana (prinsip umum)
2.
Karena itu semua raja adalah fana (kesimpulan)
3.
Metode Positivisme
Metode ini dikeluarkan
oleh August Comte (1798-1857). Metode ini menyangkal dari apayang telah
diketahui, factual, dan positif. Oleh karena ia menolak metafisika. Apa yang
diketahui secara positif adalah segala yang tampak dan segala gejala. Sehingga
metode ini hanya ada dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan dibatasi kepada
bidang gejala-gejala saja.
4.
Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan
adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh pengetahuan,
sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda harusnya dikembangkan
suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi.
5.
Metode dialektik
Dialektik dalam filsafat
mula-mula berarti metode tanya jawab untuk mencapai kejernihan filsafat. Metode
ini diajarkan oleh Socrates.Namun Plato mengartikannya diskusi logika.Sehingga
dialektik berarti tahap logika, yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode
penaturan juga analisis sistematik tentang ide-ide yang terkandung dalam
pandangan.
2.3 Apa pengertian dan
penjelasan aksiologi
Pengertian aksiologi berasal dari bahasa yunani yang berarti Axios
= Nilai, Logos = Teori. Jadi aksiologi adalah “ Teori tentang nilai”. Nilai
yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai
pertimbangan tentang apa yang di nilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat
mengacu pada permasalahan etika dan estetika.
Makna “etika” dipakai dalam dua bentuk arti, pertama, etika
merupakan suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap
perbuatan-perbuatan manusia. Arti kedua, merupakan suatu predikat yang dipakai
untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan, atau manusia-manusia lain. Objek
formal etika meliputi norma-norma kesusilaan manusia, dan mempelajari tingkah
laku manusia baik buruk.Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang
pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan
fenomena di sekelilingnya.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pengkajian terhadap suatu bidang pengetahuan harus dibangun dari
fondasi filsafat yang kuat, jelas, terarah, sistematis, berdasarkan norma-norma
keilmuan dan dapat dipertanggungjawabkan.Filsafat ilmu merupakan kajian yang
dilakukan secara mendalam mengenai dasar-dasar ilmu.Pendekatan yang digunakan
dalam menguak landasan-landasan atau dasar-dasar ilmu adalah melalui tiga
hal.Pertama, pendekatan ontologi, yaitu ilmu yang mengkaji tentang
hakikat.Teori hakikat pertama kali dikemukakan oleh filsuf Thales yang
mengatakan bahwa hakikat segala sesuatu itu adalah air.Kemudian dalam
perkembangannya, bermuncullah paham-paham tentang ontologi meliputi monoisme,
dualisme, pluralisme, nihilisme, dan agnotisisme.Kedua, pendekatan
epistemologi, yaitu cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber,
struktur, metode dan syahnya (validitas) pengetahuan.Dalam menemukan sumber
pengetahuan itu terdapat beberapa metode yaitu induktif, deduktif, positivisme,
kontemplatif, dan dialektis.Ketiga, pendekatan aksiologi, yaitu teori tentang
nilai (etika dan estetika).Pada dasarnya ilmu harus digunakan untuk
kemaslahatan umat manusia.Ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk
meningkatkan taraf hidup manusia dan kesejahteraannya dengan menitik beratkan pada
kodrat dan martabat manusia itu sendiri, maka pengetahuan ilmiah yang diperoleh
disusun dan dipergunakan secara komunal dan universal.
3.2
Dafta pustaka
·
S. Suriasumatri, J.
(2003). Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
·
Jujun S.
Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Pustaka
Sinar Harapan, Jakarta, 1996.
·
Juhaya S. Praja, Prof.
Dr. Aliran-aliran dalam Filsafat dan Etika. (2005). Jakarta : Prenada Media.
·
Juhaya S. Praja, Prof.
Dr. Aliran-aliran dalam Filsafat dan Etika. (2005). Jakarta : Prenada Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar