Minggu, 03 November 2013

Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia tidak lepas dari peran ilmu.Bahkan perubahan pola manusia dari waktu ke waktu berjalan seiring dengan sejarah kemajuan dan perkembangan ilmu.Mulai dari zaman klasik, zaman pertengahan, zaman modern dan zaman kontemporer.Satu hal yang sulit disepakati, bahwa semua sisi kehidupan monusia modern telah di sentuh oleh berbagai efek perkembangan ilmu dan teknologi.
Selain itu paper ini memaparkan tentang cabang-cabang dalam filsafat yaitu, yang pertama di  sebut landasan ontology; Ontologi berasal dari bahasa yunani yang berarti Ontos= Ada, Logos= Ilmu, jadi ontology adalah tentang ilmu yang ada. Pengertian Ontologi adalah penjelasan tentang keberadaan atau eksistensi yang mempermasalahkan akar-akar ( akar yang paling mendasar tentang apa yang disebut dengan ilmu pengetahuan itu ).Jadi ontology merupakan teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu yang ada.Kedua landasan epistemology; Epistemology disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Istilah epistemology berasal dari bahasa yunani yang berarti Episteme = Pengetahuan, Logos = Teori. Sehingga epistemology dapat di definisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan syahnya (validitas) pengetahuan. Ke tiga landasan ontology; Pengertian aksiologi berasal dari bahasa yunani yang berarti Axios = Nilai, Logos = Teori. Jadi aksiologi adalah “ Teori tentang nilai”.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dan penjelasan Ontology?
2.      Apa pengertian dan penjelasan epistemology?
3.      Apa pengertian dan penjelasan aksiology

1.3  Tujuan Penulis
1.      Untuk memahami pengertian ontology?
2.      Untuk memahami pengertian epistemology?
3.      Untuk memahami pengertian aksiology?

1.4  Metode penulisan
Dalam paper ini kami menggunakan metode studi pustaka dengan mengambil bahan dari beberapa buku yang ada kaitannya dengan tema yang kami bahas serta dengan mengambil informasi/data dari beberapa jurnal ilmiah yang kami temukan di beberapa website di internet.



BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Apa pengertian dan penjelasan ontology
Ontologi berasal dari bahasa yunani yang berarti Ontos= Ada, Logos= Ilmu, jadi ontology adalah tentang ilmu yang ada. Pengertian Ontologi adalah penjelasan tentang keberadaan atau eksistensi yang mempermasalahkan akar-akar ( akar yang paling mendasar tentang apa yang disebut dengan ilmu pengetahuan itu ).Jadi ontology merupakan teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu yang ada.Dari dari aliran ini muncul empat macam aliran filsafat, yaitu :
a.      Aliran Materialisme
Aliran ini menolak yang tidak kelihatan.Aliran ini menganggap bahwa sumber yang berasal itu adalah materi, bukan rohani.Aliran ini sering juga disebut dengan naturalisme.Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta.Yang ada hanyalah materi, yang lainnya jiwa atau roh tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri. Jiwa dan roh merupakan akibat saja dari proses gerakkan kebenaran dengan salah satu cara tertentu. Alasan mengapa aliran ini berkembang sehingga memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakikat adalah:
§  Pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan yang dapat diraba, biasanya dijadikan kebenaran terakhir.
§  Pikiran sederhana tidak mampu memikirkan sesuatu di luar ruang yang abstrak.
§  Penemuan-penemuan menunjukan betapa bergantungnya jiwa pada badan.
Oleh sebab itu, peristiwa jiwa selalu dilihat sebagai peristiwa jasmani.Jasmani lebih menonjol dalam peristiwa ini.Dalam sejarahnya manusia memang bergantung pada benda seperti pada padi. Dewi Sri dan Tuhan muncul dari situ. Kesemuanya itu memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakekat adalah benda.

b.      Aliran Idealisme
Teori ini mengajarkan bahwa ada yang sesungguhnya berada di dunia ide, Aliran idealisme dinamakan juga spiritualisme.Idealisme diambil dari kata “Idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.Alasan aliran ini yang menyatakan bahwa hakikat benda adalah rohani, spirit atau sebangsanya adalah:
§  Nilai ruh lebih tinggi daripada badan, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupoan manusia. Ruh itu dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya. Sehingga materi hanyalah badannya bayangan atau penjelmaan.
§  Manusia lebih dapat memahami dirinya daripada dunia luar dirinya.
§  Materi ialah kumpulan energi yang menempati ruang. Benda tidak ada, yang ada energi itu saja.
Dalam perkembangannya, aliran ini ditemui pada ajaran plato (428-348 SM) dengan teori idenya. Menurutnya, tiap-tiap yang ada di alam mesti ada idenya, yaitu konsep universal dari tiap sesuatu.Alam nyata yang menempati ruangan ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam ide itu.Jadi idealah yang menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar wujud sesuatu.

c.       Aliran Dualisme
Dualisme mengajarkan bahwa substansi individual dari dua tipe fundamental yang berbeda.Dualisme adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang saling bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme.Menurut aliran dualisme materi maupun ruh sama-sama merupakan hakikat.Materi muncul bukan karena adanya ruh, begitu pun ruh muncul bukan karena materi.Tetapi dalam perkembangan selanjutnya aliran ini masih memiliki masalah dalam menghubungkan dan menyelaraskan kedua aliran tersebut di atas. Sebuah analogi dapat kita ambil misalnya tentang jika jiwa sedang sehat, maka badan pun akan sehat kelihatannya. Sebaliknya jika jiwa seseorang sedang penuh dengan duka dan kesedihan biasanya badanpun ikut sedih, terlihat dari murungnya wajah orang tersebut.Aliran dualisme berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad dan spirit.Sama-sama hakikat.Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi.Hubungan keduanya menciptakan kehidupan dalam alam ini. Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini dalam diri manusia. Tokoh paham ini adalah Descrates (1596-1650 M) yang dianggap sebagai bapak filsafat modern.Ia menamakan kedua hakikat itu dengan istilah dunia kesadaran (ruhani) dan dunia ruang (kebendaan).

2.2 Apa pengertian dan penjelasan epistemology
Epistemology disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Istilah epistemology berasal dari bahasa yunani yang berarti Episteme = Pengetahuan, Logos = Teori. Sehingga epistemology dapat di definisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan syahnya (validitas) pengetahuan. Sedangkan dalam metafisika, pertanyaan pokoknya adalah “apakah ada itu?”, sedangkan dalam epistemology pertanyaan pokoknya adalah ‘apa yang dapat saya ketahui?”.

Persoalan-persoalan dalam epistemologi adalah:

(1) Bagaimanakah manusia dapat mengetahui sesuatu?
(2) Dari mana pengtahuan itu dapat diperoleh?
(3) Bagaimanakah validitas pengetahuan itu dapat dinilai?




Ø  Ada 5 metode dalam teori pengetahuan (epistemology), di antaranya adalah:

1.      Metode Induktif
Suatu metode berfikir dimana suatu kesimpulan di tarik dari suatu prinsip khusus kemudian di terapkan kepada suatu yang bersifat khusus.
Contoh :
1.      Amir adalah manusia (prinsip khusus)
2.      Ia ( Si Amir ) akan mati (peristiwa yang bersifat umum)
3.      Seluruh manusia akan mati (kesimpulan)

2.      Metode Deduktif
Suatu metode berfikir dimana suatu kesimpulan di tarik dari prinsip-prinsip umum kemudian di terapkan kepada sesuatu yang bersifat khusus.
Contoh :
1.      Semua manusia adalah fana (prinsip umum)
2.      Karena itu semua raja adalah fana (kesimpulan)

3.      Metode Positivisme
Metode ini dikeluarkan oleh August Comte (1798-1857). Metode ini menyangkal dari apayang telah diketahui, factual, dan positif. Oleh karena ia menolak metafisika. Apa yang diketahui secara positif adalah segala yang tampak dan segala gejala. Sehingga metode ini hanya ada dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan dibatasi kepada bidang gejala-gejala saja.

4.      Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda harusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi.

5.      Metode dialektik
Dialektik dalam filsafat mula-mula berarti metode tanya jawab untuk mencapai kejernihan filsafat. Metode ini diajarkan oleh Socrates.Namun Plato mengartikannya diskusi logika.Sehingga dialektik berarti tahap logika, yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode penaturan juga analisis sistematik tentang ide-ide yang terkandung dalam pandangan.

2.3 Apa pengertian dan penjelasan aksiologi
Pengertian aksiologi berasal dari bahasa yunani yang berarti Axios = Nilai, Logos = Teori. Jadi aksiologi adalah “ Teori tentang nilai”. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang di nilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika.
Makna “etika” dipakai dalam dua bentuk arti, pertama, etika merupakan suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan-perbuatan manusia. Arti kedua, merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan, atau manusia-manusia lain. Objek formal etika meliputi norma-norma kesusilaan manusia, dan mempelajari tingkah laku manusia baik buruk.Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya.


BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengkajian terhadap suatu bidang pengetahuan harus dibangun dari fondasi filsafat yang kuat, jelas, terarah, sistematis, berdasarkan norma-norma keilmuan dan dapat dipertanggungjawabkan.Filsafat ilmu merupakan kajian yang dilakukan secara mendalam mengenai dasar-dasar ilmu.Pendekatan yang digunakan dalam menguak landasan-landasan atau dasar-dasar ilmu adalah melalui tiga hal.Pertama, pendekatan ontologi, yaitu ilmu yang mengkaji tentang hakikat.Teori hakikat pertama kali dikemukakan oleh filsuf Thales yang mengatakan bahwa hakikat segala sesuatu itu adalah air.Kemudian dalam perkembangannya, bermuncullah paham-paham tentang ontologi meliputi monoisme, dualisme, pluralisme, nihilisme, dan agnotisisme.Kedua, pendekatan epistemologi, yaitu cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan syahnya (validitas) pengetahuan.Dalam menemukan sumber pengetahuan itu terdapat beberapa metode yaitu induktif, deduktif, positivisme, kontemplatif, dan dialektis.Ketiga, pendekatan aksiologi, yaitu teori tentang nilai (etika dan estetika).Pada dasarnya ilmu harus digunakan untuk kemaslahatan umat manusia.Ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf hidup manusia dan kesejahteraannya dengan menitik beratkan pada kodrat dan martabat manusia itu sendiri, maka pengetahuan ilmiah yang diperoleh disusun dan dipergunakan secara komunal dan universal.


3.2  Dafta pustaka

·         S. Suriasumatri, J. (2003). Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
·         Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996.
·         Juhaya S. Praja, Prof. Dr. Aliran-aliran dalam Filsafat dan Etika. (2005). Jakarta : Prenada Media.
·         Juhaya S. Praja, Prof. Dr. Aliran-aliran dalam Filsafat dan Etika. (2005). Jakarta : Prenada Media.





1 komentar:

  1. merit casino - online casino
    › xn › cts › 메리트카지노총판 xn worrione › cts Feb 12, 2021 — Feb 12, 2021 Online casino - septcasino online casino - online casino - online casino.

    BalasHapus